Soal Matematika_Bilangan


Untuk dapat belajar matematika dengan maksimal, maka akan lebih baik  berlatih dengan cara menjawab soal-soal. Berikut ini, beberapa soal matematika yang dapat kalian kerjakan sebagai bahan latihan di rumah khususnya pada sub materi bilangan.

Persamaan Lingkaran


Dalam matematika, lingkaran merupakan salah satu kelompok kurva yang dikenal sebagai irisan kerucut. lingkaran didefinisi sebagai sebuah kurva, kedua ujungnya bertemu dan setiap bagian dari garis kelilingnya (tepi) bertemu pada jarak yang sama dari titik tengahnya.

Dalam geometri analitis, lingkaran didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik – titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik pusat tertentu.MATERI AJAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM MENCARI GRADIEN GARIS YANG MELALUI DUA TITIK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BESIC


Media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan media tersebut.

Salah satu media yang dapat kita gunakan untuk menunjang pembelajaran dikelas yaitu dengan media berbasis IT dengan program Visual Besic. Program ini memudahkan kita untuk mengemas media pelajaran yang menarik dengan menggunakan alat – alat yang sering digunakan oleh siswa seperti game.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PROGRAM VB

Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku


BAB I

PENDAHULUAN

I.          Latar belakang

Tidak dapat kita pungkiri, dijaman yang sangat maju seperti sekarang ini, dimana teknologi informasi yang begitu mudah dan cepat kita akses memberikan dampak yang positif dan negative di dalamnya yang mempengaruhi masyarakat kita.

Terkait itu semua, permasalah terbesar yang dihadapi oleh siswa sekarang ini adalah informasi – informasi yang diperoleh oleh siswa cenderung memicu tingkah laku yang menyimpang di sekolah yang nantinya dapat mempengaruhi proses blajar mengajar.

Untuk mengantisipasi atau menyeimbangkan semua itu, tidak sedikit metode pembelajaran yang dapat kita terapkan di kelas untuk menjacapai kualitas belajar siswa. Kualitas belajar siswa dapat dicapai dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif. Bukan hanya itu, pengelolaan kelas juga merupakan faktor pendukung keberhasilan belajar untuk mencapai kualitas belajar siswa. Pengelolaan kelas itu sendiri adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif. Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif.

Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.

Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan murid baik secara berkelompok maupun secara individual.

Berangkat dari hal tersebut diatas, maka penulis akan mengemukakan salah satu pendekatan yang di gunakan dalam mengelola kelas yaitu Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku. Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas di sini diartikan sebagai suatu proses mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru ialah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan pengubahan tingkah laku didasarkan pada teori yang mantap. Secara singkat, teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa semua tingkah laku, baik tingkah laku yang disukai ataupun yang tidak disukai, adalah hasil belajar. Mereka yang percaya pada teori ini berpendapat bahwa:

  1.  Penguatan (reinforcement) positif, penguatan negatif, hukuman dan penghilangan (extinction) berlaku bagi proses belajar pada semua tingkatan umur dan dalam semua keadaan, dan
  2. Proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya dipengaruhi (dikontrol) oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan. Dengan demikian, tugas pokok guru adalah menguasai dan menerapkan keempat proses yang telah terbukti (bagi kaum behavioris) merupakan pengontrol tingkah laku manusia, yaitu: penguatan positif, penghukuman, penghilangan dan penguatan negatif.

Teori pengubahan tingkah laku berpendapat bahwa penguasaan tingkah laku tertentu sejalan dengan usaha belajar yang hasil-hasilnya akan memperoleh ganjaran; bahwa penampilan tingkah laku yang dimaksudkan itu akan menghasilkan penguatan tertentu. Penguatan dipandang sebagai kejadian yang meningkatkan kemungkinan diulanginya penampilan perbuatan (tingkah laku) tertentu; dengan demikian perbuatan atau tingkah laku diperkuat. Tingkah laku yang diperkuat itu boleh berupa tingkah laku yang disukai ataupun yang tidak disukai. Dengan kata lain, jika tingkah laku tertentu diberi ganjaran, maka tingkah laku itu cenderung diteruskan.

  1. II.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

2.1        Pengertian dari penguatan negative, penguatan positif, penghukuman, penghilangan, dan penundaan?

2.2        Kapan waktu yang tepat untuk memberikan masing-masing penguatan serta cara pemilihan tindakan penguatan?

2.3        Apa manfaat dari penguatan dalam pengelolaan kelas?

III.    Tujuan

 Tujuan dari rumusan masalah diatas adalah membantu memberikan informasi terkait dengan pengertian, cara pencapaian dan manfaat dari penguata, penjadwalan penguatan terkait dengan pendekatan tingkah laku dalam proses pengelolaan kelas.

 IV.    Manfaat

 Manfaat yang dapat kita ambil dari rumusan masalah adalah dapat berbagi informasi dan pembekalan bagi kita untuk dapat diterapkan pada saat kita mengajar dikelas, sehingga nantinya apabila kita bertemu masalah – masalah terkait dengan pengelolaan kelas, kita dapat dengan mudah menerapkan pendekatan modifikasi tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1           Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku Dalam Pengelolaan kelas

Pendekatan pengubahan tingkah laku didasarkan pada teori yang mantap, yaitu prinsip – prinsip psikologi behavioral. Pada dasarnya bahwa semua tingkah laku itu dipelajari, baik tingkah laku yang di sukai maupun tingkah laku yang tidak disukai. Seorang siswa melakukan tindakan menyimpang tersebut karena satu atau dua alasan, yaitu :

  1. siswa telah mempelajari tingkah laku yang menyimpang itu, atau
  2. siswa itu belum mempelajari tingkah laku yang sebaiknya.

Di bawah ini, akan kita ulas satu per satu cara – cara yang dapat kita gunakan untuk meminimalkan hal – hal yang dapat mengganggu pengelolaan kelas seperti pemberian penguatan. Pada dasarnya penguatan dipandang sebagi kejadian yang meningkatkan kemungkinan di ulanginya penampilan perbuatan / tingkah laku tertentu. Apabila perbuatan / tingkah lakunya baik, maka cenderung diberikan penguatan dengan harapan agar tingkah laku itu diteruskan. Apabila perbuatan atau tingkah laku yang buruk, maka cenderung diberikan penguatan dengan harapan mengurangi / meniadakan hal – hal yang kurang menyenangkan, berikut adalah pengertian dari masing – masing penguatan / akibat dari tingkah laku siswa selama pengelolaan kelas berlangsung.

  1. a.      Penguatan positif

Penguatan positif berupa memberikan stimulus positif, berupa ganjaran atau pujian terhadap perilaku atau hasil yang memang diharapkan, misalnya berupa ungkapan seperti “Nah seperti ini kalau mengerjakan tugas, tulisannya rapi mudah dibaca”. Jenis-jenis penguatan positif itu ada yang:

  1. Penguatan primer (dasar) yaitu penguatan-penguatan yang tidak dipelajari dan selalu diperlukan untuk berlangsungnya hidup, seperti, makanan, air, udara yang segar dan sebagainya. Suasana seperti ini dapat membentuk perilaku siswa yang baik dan betah di dalam kelas
  2. Penguatan sekunder (bersyarat) yang menjadi penguat sebagai hasil proses belajar atau dipelajari, seperti diperhatikan, pujian (penguat sosial), nilai angka, rangking (penguatan simbolik), kegiatan atau permainan yang disenangi siswa (penguatan bentuk kegiatan).

Ilustrasi 2.1.a

–          Tingkah laku : Indah membuat tugas mengarangnya dengan baik dan ditulis rapi.

–          Penguatan positif : guru memuji pekerjaan Indah dan memberikan komentar bahwa tugas yang ditulis Indah lebih mudah dibaca dibandingkan dengan ditulis secara tidak rapi.

–          Frekuensi tingkah laku yang dikuatkan itu meningkat : Untuk tugas – tugas berikutnya, Indah terus memperhatikan kerapian laporannya.

Kesimpulan : frekuensi tingkah laku yang diberikan penguatan positif cenderung akan meningkat

  1. b.      Penghukuman

Penghukuman merupakan pemberian stimulus yang tidak menyenangkan untuk menghilangkan dengan segera perilaku peserta didik yang tidak dikehendaki.

Tindakan hukuman dalam pergelolaan kelas masih bersifat kontroversial (dipertentangkan). Sebagian menganggap bahwa hukuman merupakan alat yang efektif untuk dengan segera menghentikan tingkah laku yang tidak dikehendaki, sekaligus merupakan contoh “yang tidak dikehendaki” bagi siswa lain. Sebagian lain melihat bahwa akibat sampingan dari hubungan pribadi antara guru (yang menghukum) dan siswa (terhukum) menjadi terganggu, atau siswa yang dihukum menjadi “Pahlawan” di mata teman-temannya.

Ilustrasi 2.1.b

–          Tingkah laku : Gayus mengumpulkan jawaban UTS 1 Bahasa Indonesianya yang kurang rapi.

–          Penghukuman : Guru memarahi Gayus karena tidak memperhatikan kerapian lembar jawaban UTS 1, mengatakan bahwa lembar jawaban yang tidak rapi susah dibaca, dan menyuruh Gayus membuat ulang jawabannya di lembar jawaban yang baru.

–          Frekuensi tingkah laku : untuk ujian – ujian selanjutnya Gayus memperhatikan kerapian lembar jawabannya.

Kesimpulan : frekuensi tingkah laku yang diberikan hukuman, akan cenderung menurun.

Pendekatan penghukuman ini dianggap bermanfaat bila untuk segera menghentikan, menghilangkan penampilan tingkah laku yang tak disukai untuk segera dan sambil melaksanakan sistem penguatan yang tepat bagi kelayakan penampilan perilaku tertentu yang disukai.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas dengan menggunakan pendekatan modifikasi perilaku teknik hukuman, yaitu :

  1. Agar peserta didik merasa ikhlas apabila menerima hukuman, maka sebaiknya aturan pemberian hukuman dibuat bersama antara pendidik dengan peserta didik atau minimal disepakati oleh peserta didik.
  2. Pemberian hukuman hendaknya segera setelah terjadinya pelanggaran
  3. Apabila terdapat hal-hal yang potitif dalam diri peserta didik yang melakukan pelanggaran, maka pemberian hukuman akan lebih baik jika dikombinasikan dengan teknik penguatan positif.
  4. setelah menghukum peserta didik, pendidik hendaknya bersikap wajar agar hubungan yang mungkin terganggu sebagai akibat pemberian hukuman dapat dipulihkan kembali.
  5. Pemberian hukuman hendaknya bervariasi agar peserta didik tidak menjadi jenuh atau kebal dengan hanya satu macam hukuman

Ada beberapa keuntungan dan kerugian pendekatan modifikasi prilaku teknik penghukuman yaitu sebagai berikut :

Keuntungan

  1. Hukuman dapat menghentikan dengan segera tingkah laku siswa yang menyimpang, dan dapat mencegah berulangnya kembali tingkah laku itu dalam waktu yang cukup lama.
  2. Hukuman berfungsi sebagai pemberi petunjuk kepada siswa dengan kenyataan bahwa siswa dibantu untuk segera mengetahui tingkah laku mana yang dapat diterima.
  3. Hukuman berfungsi sebagai pengajaran bagi siswa-siswa lain dengan kenyataan bahwa hukuman itu mungkin mengurangi kemungkinan siswa-siswa lain meniru tingkah yang mendapat hukuman itu.

Kerugian

  1. Hukuman dapat ditafsirkan secara salah. Kadang-kadang penghukuman terhadap tingkah laku tertentu digeneralisasikan untuk tingkah laku-tingkah laku lainnya. Misalnya, seorang siswa yang dihukum karena berbicara tanpa mengindahkan giliran mungkin tetap akan tidak berbicara meskipun kesempatan berbicara baginya terbuka luas.
  2. Hukuman dapat menyebabkan siswa yang bersangkutan menarik diri sama sekali.
  3. Hukuman dapat menyebabkan siswa agresif.
  4. Hukuman dapat menimbulkan reaktif negatif dan kawan-kawan siswa yang bersangkutan. Misalnya, siswa-siswa dapat menampilkan tingkah laku yang tidak diinginkan (seperti menertawakan, simpati) terhadap siswa yang menerima hukuman.
  5. Hukuman dapat menimbulkan sikap negatif pada diri sendiri atau terhadap suasana diluar dirinya. Misalnya, hukuman dapat merusak perasaan bahwa diri sendiri cukup berharga atau dapat menumbuhkan sikap negatif terhadap sekolah. Dalam mempertimbangkan keuntungan dan kerugian penggunaan hukuman, pilihan-pilihan yang akan diterapkan harus benar-benar dipertimbangkan secara hati-hati. Jika cara hukuman tertentu memang sudah dipilih, maka penerapannya harus dicatat secara diteliti.
  1. c.       Penguatan Negative

Penguatan negative adalah berupa peniadaan tingkah laku yang tidak disukai (biasanya berupa hukuman) yang selalu diberikan kepada siswa, karena siswa yang bersangkutan telah meninggalkan tingkah laku yang menyimpang. Dengan demikian diharapkan tingkah laku siswa yang lebih baik itu akan ditingkatkan frekuensinya (Nurhadi, 1983: 177-180)

Ilustrasi 2.1.c

Pelatih ekstrakulikuler atletik menggunakan stimulasi aversi (stimulasi yang tidak menyenangkan) berupa para atlit harus berlari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali bila pemain melakukan kesalahan dalam latihan. Jika para atlit mampu berlatih sesuai instruksi pelatih, maka keharusan mengelilingi lapangan tersebut dapat dikurangi jumlahnya atau dihentikan.

Dengan demikian respon yang benar dari para atlit ditingkatkan atau dipelihara dengan penguatan negative.

Kesimpulan : frekuensi tingkah laku yang diberikan penguatan negative akan cenderung meningkat.

Ada beberapa hal yang perlu memperoleh perhatian dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas dengan menggunakan pendekatan modifikasi perilaku teknik penguatan negative yaitu hindari pemberian stimulus yang menyakitkan, berikan stimulus secara bervariasi, berikan penguatan dengan segera, sasarannya jelas dan keantusiasan.

  1. d.      Penghilangan

Penghilangan adalah upaya mengubah perilaku peserta didik dengan cara menghentikan pemberian respon terhadap suatu perilaku peserta didik yang semula dilakukan dengan respon tersebut. Pengilangan ini menghasilkan penurunan frekuensi tingkah laku yang semula mendapat penguatan.

Ilustrasi 2.1.d

Angga yang selalu mendapat nilai terbaik disetiap ujian matematika, sebelumnya memperoleh pujian dari guru (tingkah laku siswa yang sebelumnya mendapat penguatan). Pada  saat guru membagikan hasil ujian matematika angga, guru hanya memberikannya tanpa komentar (menahan pemberian penguatan positif). Untuk ujian matematika selanjutnya, nilai yang diperoleh tidak menjadi yang tebaik.

Kesimpulan : frekuensi tingkah laku yang telah mendapat penguatan menjadi menurun.

  1. e.       Penundaan

Penundaan merupaan tindakan tidak jadi memberikan ganjaran atau pengecualian pemberian ganjaran untuk siswa tertentu. Penundaan seperti ini menurunkan frekuensi penguatan dan menurunkan frekuensi tingkah laku yang dimaksud itu.

Ilustrasi 2.1.e

Para siswa dikelas Ibu Lina (guru matematika) yakin bagwa guru mereka itu akan menyelenggarakan permainan matematika, jika para siswa mengerjakan tugas dengan baik. Permainan seperti itu amat digemari oleh para siswa. Ternyata siswa – siswa memang mengerjakan tugas dengan baik, kecuali yuda. Ibu Lina mengatakan bahwa Yuda tidak diperkenankan mengikuti permainan itu dan duduk terpisah dari kelompok – kelompoknya (pengecualian pemberian ganjaran untuk siswa tertentu). Karena mendapat perlakuan seperti itu, selanjutnya Yuda mengerjakan tugas – tugas dengan baik.

Kesimpulan: frekuensi tingkah laku menurun.

Para penganut pendekatan pengubahan perilaku berpendapat bahwa :
Mengabaikan atau menghilangkan perilaku yang disukai dan memperlihatkan persetjuan terhadap perilaku yang disukai merupakan tindakan yang efektif untuk membina tingkah laku pembelajar dalam kelas, memperlihatkan persetujuan atas tingkah yang disukai merupakan kunci dalam pengelolaan kelas melalui pengubahan perilaku ini.

DIAGRAM PENGUATAN TINGKAH LAKU

 

2.2           Waktu pemberian masing-masing penguatan

 

Ditinjau dari segi waktu, penguatan positif bisa diberikan secara :

  1. Terus menerus pada setiap kali terjadi perbuatan baik atau yang diharapkan
  2. Tenggang waktu atau berkala, yaitu setelah jangka jam pelajaran dimulai, atau setiap “sekian” kali perbuatan.

Ada dua macam penjadwalan dalam penguatan berkala yaitu:

  1. a.      Penjadwalan interval

Penjadwalan interval yaitu pemberian penguatan siswa setiap jangka waktu tertentu. Misalnya setiap satu jam, seperti gambar berikut:

Keterangan : 0 = pemberian penguatan + = tingkah laku yang dimaksud

Pada umumnya, penjadwalan interval lebih efektif untuk “Mempertahankan” tingkah laku yang dimaksud terus menerus terjadi.

  1. b.      Penjadwalan rasio

Dan penjadwalan rasio lebih efektif untuk “Meningkatkan frekuensi penampilan tingkah laku yang dimaksud” . Yang perlu diperhatikan guru juga adalah bahwa makna suatu penguat bersifat “Unik” artinya sangat tergantung pada si pemberi dan si penerima penguat tersebut. Apa yang oleh seorang siswa dianggap sebagai penguat, bagi siswa lain belum tentu diterima demikian. Dalam hal ini, pemahaman guru terhadap kondisi psikologis siswa akan sangat membantu.

Ada tiga cara yang dikenal dalam upaya pemilihan dan penerapan tindakan penguat, yaitu:

  1. Memperhatikan gelagat/tanda-tanda atau petunjuk khusus dengan cara mengamati hal-hal apa yang ingin dilakukan oleh siswa.
  2. Memperhatikan petunjuk-petunjuk tambahan dengan mengamati apa yang terjadi setelah siswa menampilkan perilaku tertentu. Dalam hal ini guru mencoba menetapkan tindakan dan perilaku apa yang dilakukan guru dan temanteman siswa itu yang tampaknya menguatkan perilaku siswa yang bersangkutan.
  3. Memperoleh petunjuk-petunjuk tambahan dengan cara langsung bertanya kepada siswa yang bersangkutan apa yang ingin dimilikinya, dan untuk apa untuk siapa biasanya siswa itu melakukan sesuatu yang berarti

Agar memberi pengaruh yang efektif, semua bentuk penguatan harus diberikan dengan memperhatikan siapa sasarannya dan bagaimana teknik pelaksanaannya. Di samping itu juga perlu diingat bahwa penguatan harus diberikan dengan hangat dan penuh semangat, harus bermakna bagi siswa, dan jangan menggunakan kata-kata yang tidak pada tempatnya.

Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut.

1. Kehangatan dan keantusiasan

2. Kebermaknaan

3. Hindari respon negatif

4. Penguatan harus bervariasi

5. Sasaran penguatan harus jelas

6. Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul

2.3           Tujuan dan Manfaat dari Pemberian Penguatan dalam Pengelolaan kelas.

Dalam rangka pengelolaan kelas penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negative merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan.

Penggunaan penguatan dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk meningkatkan perhatian dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rada percaya diri serta menciptakan iklim kelas yang kondusif sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Penguatan dengan maksud seperti itu terdiri dari penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif berupa pemberian ganjaran untuk merspons perilaku siswa yang sesuai dengan harapan guru sehingga ia tetap merasa senang mengikuti pelajaran di kelas. Penguatan negatif berupa penghentian keadaan yang kurang menyenangkan sehingga siswa merasa terbebas dari keadaan seperti itu.

Agar memberi pengaruh yang efektif, semua bentuk penguatan harus diberikan dengan memperhatikan siapa sasarannya dan bagaimana teknik pelaksanaannya. Di samping itu juga perlu diingat bahwa penguatan harus diberikan dengan hangat dan penuh semangat, harus bermakna bagi siswa, dan jangan menggunakan kata-kata yang tidak pada tempatnya.

APLIKASI MENGHITUNG LUAS LINGKARAN


Untuk mencari luas lingkaran dapat kita cari dengan rumus phi dilakikan jari-jari dikuadratkan, seperti dibawah ini.
L = phi x r^2
Keterangan :
π=3,14
r=jari-jari
Dengan konsep tersebut, saya mencoba untuk membuat aplikasi yang mudah digunakan dan untuk mencari luas lingkaran. semoga aplikasi ini bermanfaat bagi kita semua.
aplikasi Menghitung Luas Lingkaran dapat didownload disini

Ketrampilan Mengelola Kelas


KETRAMPILAN MENGELOLA KELAS

I. Rasional
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Yang berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan, kegiatan-kegiatn mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan prasarana pengajaran yang digunakan dalam PBM.

Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.
Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap PBM. Baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus.

II. Pengertian
Ketrampilan mengelila kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan ketrampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

III. Penggunaan di Dalam Kelas
Apabila ketrampilan dilakukan dengan baik maka akan berdampak positif baik pada siswa maupun pada guru yang bersangkutan.
Siswa :
1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkahlakunya serta sadar akan mengendalikan dirinya.
2. Membantu siswa mengerti akan arah tingkahlakunya sesuai dengan tatatertib kelas dan merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan bukan kemarahan.
3. Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkahlaku yang wajar sesuai dengan aktivitas kelas yang sedang berlangsung.
Guru
1. Mengembangkan pengertian dan ketrampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik.
2. Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensi di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.
3. Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguang.

IV. Prinsip Penggunaan
1. Kehangatan dan Keantusiasan
Memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan variasi dalam media gaya dan interaksi mengajar meruakan kunci pengelolaan kelas.
4. Keluwesan
Dalam PBM guru harus waspada mengmati jalannya proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. Sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubahberbagai strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain.
5. Penekanan Pada Hal-Hal Positif
Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negative.
Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :
a. Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari ocehan atau celaa atau tingkah laku yang kurang wajar.
b. Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.
6. Penanaman disiplin diri
Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang menjadi contoh.

Keterampilan Mengelola kelas terbagi menjadi 2 jenis keterampilan :
1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.

A. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.

1. Menunjukkan Sikap Tangkap
Menggambarkan tingkah laku guryu yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara :
a. Memandang Secara Saksama
Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu.
b. Memberikan Pernyataan
Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.

c. Gerak Mendekati
Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud lain ??
d. Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa.
Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat.

2. Membagi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a. Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu.
Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu.
b. Verbal
Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
3. Memusatkan Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dengan cara :

a. Menyiagakan Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.
b. Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas.
4. Memberikan Petunjuk Yang Jelas
Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
5. Menegur
Tidak semua tingkah laku yang mengganggukelompok, siswa dalam kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik, sehingga guru harus melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa. Teguran itu efektif jika :
a. Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu
b. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkn serta mengandung penghinaan.
c. Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
d. Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan. Seperti : “suharto ingat”!
6. Memberi Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.
a. Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan” menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.
b. Guru daapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.

B. Ketrampilan Yang Berhubungan Dengan Kondisi Belajar Optimal Setelah Mendapat Gangguan.

Ketrampilan ini berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal.
Apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan :
1. Kepala Sekolah
2. Konselor/BP
3. Waka kesiswaan untuk membantu mengatasinya.

Bukanlah kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani permasalahan anak didik dalam kelas berkenaan dengan itu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas

Strategi Yang Dapat Digunakan
1. Modifikasi Tingkah Laku
Guru hendaklah menganalisis tingkah anak didik yang mengalami masalah dan berusaha memodifikasi tingkahlaku tersebut. Dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
 Dapat kerjasama dengan rekan kerja mengatasi masalah
 Merinci dengan tepat tingka yang menimbulkan masalah
 Memilih dengan teliti tingkah yang diperbaiki dengan mudah untuk diubah, tingkah yang paling menjengkelkan yang sering muncul.
 Tepat memilih pemberian penguatan yang dapat digunakan untuk mempertahankan tingkah yang telah menjadi baik.
2. Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok
 Memperlancar tugas, mengadakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.
3. Menemukan dan memecahkan tingkahlaku yang menimbulkan masalah.
Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkahlaku keliru yang muncul, guru harus mengetahui sebab dasar yang mengakibatkan ketidak patuhan tingkah tersebut. Serta berusaha mencari pemecahanya.

Hal-hal yang harus di hindari
A. Campur Tangan Yang Berlebihan
Seperti guru menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komen atau petunjuk mendadak, maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru tidak memperhatikan kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja.
B. Kelenyapan
Terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan atau petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alas an yang jelas dan membiarkan pikiran anak mengawang-awang.
C. Ketidak tepatan memulai dan mengahiri kegiatan
Terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya.
D. Penyimpangan
Terjadi jika dalam kegiatan PBM guru terlalu asik dengan kegiatan tertentu seperti sibuk dengan tempat duduk yang tidak rapi atau cerita sesuatu yang tidak ada hubungan dengan materi terlalu jauh, sehingga kelancaran kegiatan di kelas terganggu.
E. Bertele-tele
Terjadi jika pembicaraan guru bersifat :
1. Mengulang-ulangi hal-hal tertentu
2. Memperpanjang pelajaran atau penjelasan
3. Mengubah teguran menjadi ocehan yang panjang

Hal ini merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas. Siswa pada umumnya mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.

F. Pengulangan Penjelasan Yang Tidak Perlu Terjadi Jika
Guru memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi kelas dalam memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi petunjuk ke setiap kelompok yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama kepada seluruh kelompok sekali saja di depan kelas.

PEMANFAATAN MS-EXEL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Dalam pelajaran matematika, kita searing bertemu dengan angka. Dalam pelajaran itu kita sering melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian. Kegiatan semacam ini merupakan contoh pengolahan angka. Untuk mempermudah pengolahan angka kita dapat memakai alat bantu hitung. Mulai dari yang sederhana yaitu jari – jari tangan kita ataupun potongan lidi, table perkalian, sempoa, kalkulator dan bahkan computer.
Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin menuntut para pendidik untuk ikut serta dalam perkembangannya, maka sangan diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat menunjang hal tersebut dapat tercapai. Salah satu media pembelajaran matematika yang dapat digunakan yaitu media pembelajaran berbasis computer, ada beberapa program yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan belajar khususnya matematika, salah satunya program aplikasi pengelolaan angka, Data yang diproses oleh computer tidak hanya berupa kata – kata, tetapi juga bisa berupa angka, gambar, dan sebagainya. Salah satu program aplikasi untuk mengelola data angka adalah Microsoft Excel. Program ini sangan bermanfaat untuk menangani pengeloaan data yang berupa angka dalam jumlah besar.
Secara garis besar, manfaat penggunaan program pengelolaan angka dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Mampu menghitung berbagai formula untuk proses pengeloaan angka, seperti rumus – rumus matematika, mencari rata – rata dan sebagainya.
2. Mampu melakukan what-if Analysis, yakni analisis perubahan hasil akhir jika angka pada variable tertentu diubah – ubah.
3. Mampu menyajikan laporan – laporan yang berisi data keuangan dengan cepat dan praktis, misalnya laporan keuangan kelas.
ingin lebih kjelas tentang penggunaan dasar ms-excel terkait dengan pelajaran matematika, dapat klik disini.

PEMANFAATAN MS-EXCEL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Laporan KKL


Salah satu program Universitas Mahasaraswati khususnya Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika memberika wadah terkait dengan proses pengamatan langsung kepada objek-objek yang berkaitan dengan bahan pangajaran yang dapat dilihat atau ditemui, yang bersumber dari lingkungan sekitar yang diformulasikan menjadi teori dan bidang-bidang ilmu, yang terangkum dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang sekarang menjadi kegiatan wajib bagi setiap mahasiswa sebagai salah satu prasyarat untuk mengikuti ujian skripsi. KKL ini diprogramkan pada Semester V. Pada tahun akademik 2011/2012 direncanakan mengunjungi beberapa Kampus/Lembaga Pendidikan  dimana objek yang dituju sesuai dengan bidang ilmu, serta beberapa objek wisata di kota Jakarta, Bandung, dan Jogyakarta.

untuk lebih lanjut tentang laporan ini, dapat dibaca dengan cara mengklik dibawah ini:

Laporan KKL 2011 – 2012